Suku Melayu Jambi merupakan penduduk asli yang tersebar di seluruh kabupaten di
provinsi Jambi. Populasi suku Melayu Jambi ini diperkirakan sebesar
1.170.000 orang.
Presiden SBY dan Ibu Ani Sewaktu menerima galar adat Melayu Jambi |
Penyebaran suku Melayu Jambi terbentang dari kabupaten Tanjung Jabung,
Batanghari hingga Bungo Tebo. Dusun-dusun mereka saling berjauhan dengan
rumah-rumah yang dibangun di pinggiran sungai besar atau sungai kecil.
Pada umumnya suku Melayu Jambi bermukim di dataran rendah dengan hutan
yang padat, rawa-rawa, di tepi sungai-sungai yang mengalir dari sungai
Batang Hari dan cabang-cabangnya Kehidupan di tepi sungai sangatlah
penting, karena sungai menjadi sarana transportasi dan sebagai sumber
kehidupan mereka.
Orang Melayu Jambi mayoritas adalah pemeluk agama Islam. Mereka memiliki
prinsip “adat menurun, syarak mendaki, adat bersendi syarak, syarak
bersendi kitabullah”, artinya "segala ketentuan yang mengatur kehidupan
dalam masyarakat berasal dari budaya nenek moyang dan bersumber dari
ajaran-ajaran agama, yaitu Al quran dan dan Hadits" Mereka adalah muslim yang taat, terlihat di setiap kelurahan dan setiap RT berdiri bangunan mesjid, madrasah atau tempat pengajian.
ajaran-ajaran agama, yaitu Al quran dan dan Hadits" Mereka adalah muslim yang taat, terlihat di setiap kelurahan dan setiap RT berdiri bangunan mesjid, madrasah atau tempat pengajian.
Dalam kehidupan orang Melayu Jambi menjalankan prinsip bilateral dengan menempatkan faktor keluarga batih sebagai dasar perhitungan hubungan kekeluargaan. Mereka selalu memiliki hubungan kekerabatan dari pihak ibu maupun bapak. Sistem kekerabatan tersebut disebut dengan istilah “sanak”, yaitu keturunan hingga generasi ketiga. Kelompok ini biasanya saling membantu dalam setiap acara keluarga seperti perkawinan, kematian dan lain-lain. Hak dan kewajiban diatur berdasarkan perbedaan usia, terutama dalam setiap upacara adat. Tapi dalam kenyataannya saat ini, tingkatan sosial terlihat berdasarkan tingkat pendidikan, harta dan jabatan. Seorang kepala desa di kalangan orang Melayu disebut sebagai “datuk”, yang relatif dijadikan panutan oleh masyarakat.
Tradisi adat dan budaya suku Melayu Jambi, selain didominasi oleh budaya
Melayu, mirip juga dengan budaya suku Minangkabau. Hal ini, kemungkinan
antara suku Melayu Jambi dan suku Minangkabau terjadi hubungan
kekerabatan pada masa lalu, atau bersumber dari asal-usul dan nenek
moyang sama..
Orang Melayu Jambi pada umumnya bermatapencaharian sebagai nelayan.
Mereka juga bertani pada tanaman padi dengan cara bergotongroyong, yang
disebut sebagai “pelarian”. Istilah "pelarian" berasal dari
kata “ari” atau “hari”, artinya "setiap anggota kelompok kerja akan
memperoleh bantuan tenaga kerja dalam waktu 1 hari dari anggota lainnya
secara bergiliran". Selain bertani dan nelayan, gotong royong dalam
bertani, mereka juga banyak yang menjadi pedagang, bekerja pada
kantor-kantor pemerintahan dan lain-lain.
0 komentar:
Posting Komentar