Misteri di Balik G 30 S/PKI

Posted by Dedo Balabo On Senin, 07 Januari 2013 2 komentar
Satu tahun setelah peristiwa G 30 S/PKI dalam majalah Reader’s Digest edisi bulan november 1966, Clarence W Hall menulis bahwa peristiwa G 30 S/PKI merupakan manuver PKI dan Soekarno untuk melanjutkan skenario politik yang telah mereka susun selama Demokrasi Terpimpin. Versi ini menyimpulkan bahwa PKI dan Soekarno adalah dalang peristiwa berdarah tersebut. Peter Dale Scott, Guru Besar Universitas California Berkeley menulis dalam majalah Pasific Affairs bahwa CIA adalah dalang dibalik G 30 S/PKI. Selain itu, Kathy Kadane, wartawati kantor berita State News Service Amerika Serikat menyatakan bahwa CIA telah memberikan daftar 5000 nama tokoh PKI kepada Angkatan Darat pada tahun 1965 yang kemudian dibunuh pasca-G 30 S/PKI. Dilain pihak, Winslow Peck, analis intlijen Dinas Keamanan AU Amerika dan konferensi CIA dan perdamaian dunia bulan april 1975 mengungkapkan keterlibatan CIA dalam peristiwa G 30 S/PKI. Disebutkan bahwa penggulingan kekuasaan Soekarno pada akhir tahun 1960-an adalah sukses CIA yang dibantu berbagai pihak pro-Barat di Asia, terutama Asian Regional Organization. 

Keterlibatan CIA dalam peristiwa G 30 S dibantah oleh dua orang mantan duta besar Amerika Serikat untuk Indonesia, yaitu Howard Palfrey Jones dan Green. Howard Jones dalam bukunya Indonesia: The Possible Dream mengungkapkan bahwa G 30 S/PKI merupakan kudeta abortif kekuatan komunis di Indonesia untuk melenyapkan pimpinan teras Angkatan Darat dan membangun pemerintahan kiri. Menurut Jones Amerika Serikat tidak ikut serta membantu kudeta PKI. Marshal Green dalam bukunya yang berjudul Dari Soekarno ke Soeharto: G 30 S/PKI dari Kaca Mata Seorang Duta  Besar menilai gerakan G 30 S/PKI memiliki kaitan dengan gerakan komunis di Asia Tenggara, yaitu antara Vietnam dan Indonesia. Menurut Green terdapat sejumlah indikasi keterlibatan RRC dibelakang kudeta yang gagal tersebut.
 
Sementara itu, Manai Sophian dalam bukunya yang berjudul Kehormatan Bagi yang Berhak menuturkan ulang pernyataan Soekarno tentang G 30 S/PKI. Peristiwa berdarah itu menurut Manai Sophian terjadi karena tiga faktor. Pertama, kesalahan para pemimpin PKI. Kedua, lihainya kekuatan Barat atau nekolim. Ketiga, adanya oknum yang tidak benar. Menurut Manai Sophian, pimpinan PKI menjalankan gerakan tanpa persutujuan dari massa pendukungnya karena terjebak isu Dewan Jenderal yang direkayasa oleh intelijen Barat. Manai Sophian juga menyebutkan kedekatan Amerika Serikat dengan Angkatan Darat (A.H Nasution) sebagai oknum yang tidak benar. Kedekatan Amerika Serikat-Angkatan Darat menurut Manai Sophian menunjukkan bahwa Amerika Serikat memiliki peranan dalam pemanasan suhu politik waktu itu. Selanjutnya, para pemimpin PKI terpancing untuk mempercepat gerakan menyelamatkan kepentingan PKI. Menurut Manai Sophian, Soekarno tidak terlibat dalam pergolakan yang terjadi akibat memanasnya hubungan PKI dengan Angkatan Darat. Dengan kata lain, Soekarno tidak mengetahui dan tidak menjadi dalang gerakan yang dilakukan pemimpin PKI tersebut.

Cornell Paper yang merupakan makalah yang ditulis oleh Benedict Richard O’Gorman Anderson dan Ruth Mc. Vey berjudul A Preliminary Analysis of The October 1 1965, Coup in Indonesia (1966) menyimpulkan bahwa peristiwa G 30 S adalah persoalan intern Angkatan Darat. Versi ini menyebutkan keterlibatan PKI pada saat-saat akhir kudeta karena dipancing pihak TNI AD dan PKI akhirnya benar-benar terseret dalam pemberontakan dan ketelibatannya bersifat insidental.

Buku Putih yang diterbitkan Sekretariat Negara RI mengungkapkan keterkaitan Presiden Soekarno dengan G 30 S/PKI dalam beberapa hal. Pertama, G 30 S dinilai sebagai klimaks manuver PKI untuk mengarahkan perpolitikan Demokrasi Terpimpin menuju kemenangan PKI dan gerakan komunis internasional. Kedua, Presiden Soekarno tidak dinilai sebagai aktor pasif dan hanya memberi peluang PKI untuk memenuhi ambisi politiknya melalui konsep nasakom. Isi Buku Putih tidak menuding Presiden Soekarno terlibat G 30 S/PKI, akan tetapi hanya menunujukkan indikasi sikap yang terlalu lunak terhadap pelaku G 30 S/PKI dengan menganggapnya sebagai kejadian biasa dalam revolusi Indonesia.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

fuck pki

Anonim mengatakan...

FUCK PKI

Posting Komentar